Post by admin™ on Jul 25, 2005 17:00:25 GMT -5
Sejambak terimakasih ku kalungkan pada teman..
Hidup yang sementara ini penuh dengan ujian. Setiap ujian tu tentu ada hikmah yang tuhan nak berikan pada hambanya..
Setelah kesetiaanku teruji, aku lantas jadi sedar insaf betapa berharganya insan yang ada disekelilingku ini. Aku agak terleka sejak semula... namun tuhan masih mau kami bersama. suamiku yang selama ini pendiam tak pernah tunjuk cemburu.. tiba-tiba merasa curiga...dia agak punya firasat yang tajam akan kegeliciran hatiku dan akhirnya dia tahu akan sikap sumbangku yang
tersilap mengeluarkan bicara memberi rasa simpati pada lelaki lain...
Aku hingga saat ini rasa malu yang sukar kuungkai dari hati... Betapa sukarnya aku berhadapan dengan lelaki setia itu, sedangkan aku terlanjur bermain kata bermain bicara dan hati pada orang yang tidak pasti...
Aku katakan semua ini sekadar meluahkan rasa, agar terasa ringan resah yang ditanggung. Apapun alasan, apapun dalih, aku tetap rasa bersalah padanya. Walaupun kita tiada ada apa-apa. Tetapi hatinya yang terusik itu terlalu mahal untuk ku tebus semula.
Kuminta padamu janganlah ambil hati apapun dibicarakannya di manamana, biarlah dia meluahkan rasa, pedih dan luka..kudoakan mudah-mudahan dia akan dapat melupakan segala sengeta yang bergelora dalam jiwa...
Padaku kini memang masih terasa peritnya penyesalan. Aku menuai sesuatu yang bukan hakku, sesuatu yang terlarang.
Memang sukar untuk meletakkan erti sahabat antara lelaki dengan perempuan, pasti akan ada pengertian yang sumbang. Apatah lagi perempuan yang bergelar isteri..
Akhirnya aku sendiri insaf. Duniaku di samping suami. Dialah sahabat dialah kekasih yang akan membawa aku ke satu destinasi yang pasti...
Sedang di cyber maya kita semua hanya macam bebayang...hanya sebagi tetamu. datang dan pergi.. seperti katamu...kita hanya singgah sebentar di maya itu.. bermain kata dan bicara... usik-mengusik.. kemudian pergi....
Mungkinkah itu boleh dikata sahabat.....
Hidup yang sementara ini penuh dengan ujian. Setiap ujian tu tentu ada hikmah yang tuhan nak berikan pada hambanya..
Setelah kesetiaanku teruji, aku lantas jadi sedar insaf betapa berharganya insan yang ada disekelilingku ini. Aku agak terleka sejak semula... namun tuhan masih mau kami bersama. suamiku yang selama ini pendiam tak pernah tunjuk cemburu.. tiba-tiba merasa curiga...dia agak punya firasat yang tajam akan kegeliciran hatiku dan akhirnya dia tahu akan sikap sumbangku yang
tersilap mengeluarkan bicara memberi rasa simpati pada lelaki lain...
Aku hingga saat ini rasa malu yang sukar kuungkai dari hati... Betapa sukarnya aku berhadapan dengan lelaki setia itu, sedangkan aku terlanjur bermain kata bermain bicara dan hati pada orang yang tidak pasti...
Aku katakan semua ini sekadar meluahkan rasa, agar terasa ringan resah yang ditanggung. Apapun alasan, apapun dalih, aku tetap rasa bersalah padanya. Walaupun kita tiada ada apa-apa. Tetapi hatinya yang terusik itu terlalu mahal untuk ku tebus semula.
Kuminta padamu janganlah ambil hati apapun dibicarakannya di manamana, biarlah dia meluahkan rasa, pedih dan luka..kudoakan mudah-mudahan dia akan dapat melupakan segala sengeta yang bergelora dalam jiwa...
Padaku kini memang masih terasa peritnya penyesalan. Aku menuai sesuatu yang bukan hakku, sesuatu yang terlarang.
Memang sukar untuk meletakkan erti sahabat antara lelaki dengan perempuan, pasti akan ada pengertian yang sumbang. Apatah lagi perempuan yang bergelar isteri..
Akhirnya aku sendiri insaf. Duniaku di samping suami. Dialah sahabat dialah kekasih yang akan membawa aku ke satu destinasi yang pasti...
Sedang di cyber maya kita semua hanya macam bebayang...hanya sebagi tetamu. datang dan pergi.. seperti katamu...kita hanya singgah sebentar di maya itu.. bermain kata dan bicara... usik-mengusik.. kemudian pergi....
Mungkinkah itu boleh dikata sahabat.....