admin™
AdminKandang™
BossMung kandang kamben
Hello Hello Hello Goodbye
Posts: 13,619
|
Post by admin™ on Oct 2, 2011 18:49:22 GMT -5
Saat kita mencintai sesuatu, ntah itu hal-hal ataupun makhluk tertentu. Maka saat kita mencintai sesuatu tetapi tidak bsa mengorbankan diri sendiri maka alasan sebenarnya kita mencintai hal tersebut ialah untuk ego sendiri, bukan memang krn cinta itu sendiri. Ada orang yang terperangkap dan mengaku mencintai pasangannya tetapi tidak bsa “mengorbankan” dirinya sendiri, suka melukai, mendera perasaan, memukul pasangannya, tidak bsa memperlakukan dia dengan semestinya. Maka bsa dibilang kalau cinta tersebut tidaklah ikhlas. Tidaklah tulus untuk mencintainya. Ada juga yang mengaku mencintai tuhannya, tetapi melaksanakan apapun yang diperintah_Nya sangatlah susah dan cenderung membangkang adanya. Menyumbang receh pun menjadi perkara yang susah baginya. Maka bagaimana bisa bilang cinta kepada_Nya sedangkan mengorbankan sedikit hartanya saja (sama saja dengan mengorbankan kepentingan diri sendiri, walau nyata-nyatanya semua juga titipan dari_Nya..) terasa begitu susah. Pantaskah orang-orang seperti itu mengatakan cinta?
|
|
admin™
AdminKandang™
BossMung kandang kamben
Hello Hello Hello Goodbye
Posts: 13,619
|
Post by admin™ on Oct 2, 2011 18:49:52 GMT -5
Kesamaannya apa?keegoisan. Satu logika yang jelas terlihat ialah, apabila kita benar-benar mencintai dan rela berkorban semua hal. Maka kenapa kita tidak bsa mengorbankan diri kita sendiri untuk hal yang kita cintai? Saat kita mengatakan mencintai tuhan tapi kenapa saat kita diminta mengorbankan diri kita sendiri tetapi kita tidak mau? bahkan nabi ibrahim pun mampu untuk mengorbankan anaknya. Sedangkan kita bahkan untuk berzakat saja terasa berat dan tak mampu. Atau hanya untuk sholat saja terasa berat untuk terbangun dikala subuh. Saat banyak orang mengatakan bahwa mereka cinta untuk mengajar dan mencerdaskan anak bangsa, tetapi kenapa orang-orang tersebut tidak mau terjun langsung kepedalaman daerah? Malah sibuk mencari selah mengajar dikota, sibuk mempertimbangkan materi dan ingin mencari mudahnya saja. Manusiawi untuk mempertimbangkan semuanya demi kenyamanan pribadi, tidak ada yang menyalahkan walaupun cinta ataupun pengorbanan itu menjadi tidak murni manakala kita tidak mampu mengorbankan diri kita sendiri, karena cinta ataupun pengorbanan itu malah berarti sesungguhnya saat kita mengorbankan diri kita sendiri.. kesenangan kita sendiri. Bahkan mengorbankan ego kita sendiri.
|
|